Kamis, 11 Maret 2010

beberkan borok pssi

JAKARTA-Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) tinggal menunggu hari, tepatnya 18 hari lagi. Jika tak ada perubahan, KSN tetap dijadwalkan berlangsung 30-31 Maret di Malang, Jawa Timur. Wacana yang bergulir sekarang yaitu KSN bakal berubah menjadi ajang untuk mengusahakan pemakzulan terhadap Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, dan pengurus PSSI lainnya.

Menurut Ketua Tim Pengarah KSN, Sumohadi Marsis, wacana pemakzulan atau pergantian pengurus bisa dibeberkan dalam KSN. Namun, kata dia, KSN nanti lebih baik dijadikan ajang untuk membeberkan borok-borok yang terjadi di PSSI. “Yang bisa menggelar Kongreslub, ya anggota PSSI. Sekarang target utama kami yaitu membeberkan borok-borok PSSI di forum itu. Setidaknya, kita bisa menggedor pintu mereka yang selalu tertutup,” katanya.

Ia berharap dengan dibebernya borok-borok PSSI ini, mata klub dan Pengprov PSSI yang antiperubahan bisa terbuka. Seperti diketahui, wacana penggantian pengurus di tubuh PSSI masih mendapatkan tanggapan yang beragam. Ada yang pro, tapi banyak juga yang kontra. “Terpenting kita harus bisa menghasilkan sesuatu yang nyata dari KSN nanti,” Sumohadi menegaskan.

Ketua Panpel KSN, Agum Gumelar, juga menyatakan hal senada. Ia mengatakan, KSN harus bisa mencarikan solusi terbaik terhadap persoalan sepak bola nasional. “Kita semua merasa prihatin dengan prestasi sepak bola nasional. Soal pergantian pengurus, lihat saja hasil rekomendasi dari kongres nanti,” ujar Agum yang sedang berada di Semarang.

Banyak sekali borok yang bisa diungkap dari PSSI. Mulai dari kegagalan di Pra-Piala Asia, SEA Games, dan juga kegagalan menjadikan kompetisi yang menjadi medium pembentukan timnas. Selain itu, banyak pula terjadi penyelewengan terkait pelaksanaan statuta PSSI. Pengurus PSSI juga lebih suka mengumbar proyek tak jelas seperti keinginan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 yang juga akhirnya mentah. “Sejak zaman VOC Indonesia tidak pernah kalah dari Laos,” kata Agum penuh filosofis.

Asisten pelatih Persija, Maman Suryaman menilai, pengurus seharusnya mawas diri dan berkaca dari kegagalan yang terjadi di sepak bola Indonesia. “Pengurus PSSI seharusnya legowo terkait tuntutan reformasi. Setiap tahun harusnya ada perubahan di sepak bola Indonesia. Saya yang bergelut di SSB merasa sakit karena PSSI tak pernah melirik anak-anak binaan SSB. Tidak ada kompetisi buat anak-anak dalam skala berjenjang. Inilah yang harus diubah pengurus baru PSSI nanti,” katanya.

Defri Syaefullah (TopSkor)
dari Jakarta

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
surabaya, jawa timur, Indonesia
bonek family community adalah suporter independent yang telah mempunyai legalitas resmi dari pengadilan atau berakta notaris.
Powered By Blogger

bonek family community

bonek family community
antusias,loyalitas,solidaritas arek arek BFC